Jurusan Teknik Sipil Lakukan Upgrading RPS: Implementasi Program MB-KM

Jurusan Teknik Sipil Lakukan Upgrading RPS: Implementasi Program MB-KM

Saatnya Upgrading Perangkat Pembelajaran RPS dengan menerapkan Project Based Learning atau Case Study pada setiap Mata Kuliah (Teori dan Praktik).

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta melalukan FGD Penyusunan Perangkat Pembelajaran (RPS) dan Workshop Kurikulum Merdeka Belajar Jurusan Teknik Sipil pada tanggal 12-14 November 2021 di Hotel Royal Bogor Juanda. Pada kegiatan ini, Jurusan Teknik Sipil mengundang empat orang narasumber untuk empat program studi, yaitu Dr. Nathan Madutujuh  narasumber untuk Program Studi D-3 Konstruksi Gedung, Wahyu P. Kuswanda narasumber untuk D-3 Konstruksi Sipil, Jimmy Bowie Soedomo narasumber untuk D-4 Teknik Konstruksi Gedung, Tory Damantoro.,S.T., MPPM., M.Sc. narasumber untuk D-4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan.

Ketua pelaksana kegiatan FGD ini ialah Istiatun, S.T., M.Si. sekaligus Kaprodi dari D-Konstruksi Gedung. Ibu Isti menyampaikan bahwa FGD ini diikuti oleh para dosen dari Jurusan Teknik Sipil, Tenaga Kependidikan, bahkan beberapa alumni. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid, luring dan daring. Semua dosen yang mengikuti FGD harus menyiapkan draft RPS dari masing-masing mata kuliah yang diampunya, selain RPS, Jurusan Teknik Sipil juga meminta setiap dosen sudah memiliki peta kompetensi dari mata kuliahnya. RPS dan peta kompetensi tersebut menjadi bahan pembahasan dari FGD yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM).

 

FGD ini juga dihadiri oleh Direktur PNJ, Dr. sc. H. Zainal Nur Arifin, Dipl-Ing. HTL, M.T., secara daring, Wakil Direktur Bidang Akademik, Nunung Martina, S.T., M.Si. yang hadir secara luring, Wakil Direktur Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. Titi Suhartati, S.E., M.M., M.Ak, Ak.yang hadir secara daring, serta perwakilan dari SPM Ibu Sulistiawati. Kegiatan FGD dibuka oleh Bapak Zainal selaku Direktur PNJ.

Kegiatan FGD penyusunan RPS dan kurikulum MB-KM ini sejalan dengan program Direktur PNJ tahun 2020-2024. Kegiatan ini menjadi prioritas utama dalam mengembangkan MB-KM dan sudah diminta untuk dapat diterapkan untuk mahasiswa sejak tahun lalu (Tahun Akademik 2020-2021). Menurut Direktur PNJ, kegiatan FGD ini bertujuan untuk penguatan. “Ini sebagai penguatan agar kita lebih siap dalam membuat kurikulum MB-KM,” ujarnya, “ini merupakan indikator kinerja yang akan dilaporkan kepada menteri mengenai magang yang 20 SKS. Kita sudah dievaluasi oleh menteri berapa mahasiswa yang sudah melaksanakan program tersebut. Kita juga sudah memiliki advisory board: industri kita minta untuk menyediakan magang.  Kita juga dapat kembangkan kembali alumni kita yang sudah bekerja di industri untuk bisa menerima mahasiswa magang.”

Ciri khas MBKM, yaitu memberikan hak kepada mahsiswa untuk dapat belajar di luar program studinya. “Setiap mata kuliah harus menerapkan project based learning atau case study. Indikator kinerja dari Menteri Kemendikbu Ristek, yakni 50 mata kuliah tahun ini harus menerapkan project base learning atau case study,” ujar Pak Direktur dalam sambutannya. Untuk dapat menerapkan itu, setiap program studi harus menyiapkan bukti dokumennya sehingga dapat dicek berapa mata kuliah yang sudah dapat menerapkan sehingga datanya harus tersedia sebagai bukti bahwa sudah diimplementasikan dalam mata kuliah. Indikator kinerja harus dapat tercapai karena nanti akan ada pelaporan dari perguruan tinggi se-Indonesia sehingga hal ini menjadi tanggung jawab semua. Kurikulum MB-KM dapat sejalan dengan link and match dengan industri.

Wakil Direktur Bidang Akademik, Nunung Martina, S.T., M.Si. dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa Jurusan Sipil harus memasukan project base learning atau case study pada RPS setiap mata kuliah yang diajarkan. Ibu Nunung menjelaskan bahwa project base learning berkaitan dengan ada proyek yang nantinya akan terealisasi di lapangan sehingga hasil pembelajaran dapat hingga merealisasikan suatu produk, lalu case study berkaitan dengan adanya suatu kasus yang nantinya akan secara real ditemui oleh mahasiswa di lapangan sehingga mahasiswa akan memiliki kemampuan lebih terampil, tidak hanya mendapatkan teori semata. “Dosen dapat melengkapi RPS sesuai dengan metode pembelajaran yang akan digunakan, yaitu project base learning atau case study,” pungkasnya.

Selanjutnya, dalam kesempatan itu juga Wakil Direktur Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. Titi Suhartati, S.E., M.M., M.Ak, Ak. menyampaikan bahwa PNJ diharapkan dapat mencapai kontrak kinerja dengan Kemendikbud dan Keuangan. PNJ fleksibel tetapi harus tetap dengan aturan keuangan. Dosen dapat memperoleh informasi secara akuntabel mengenai laporan keuangan BLU (transparan dan akuntabel). BLU dapat terlaksana dengan baik dan manfaat bagi kita semua segenap akademika PNJ.

Keempat narasumber yang menjadi pembicara dari masing-masing prodi menjelaskan materi-materi yang terkait dengan sharing pengetahuan dengan para dosen dari Jurusan Teknik Sipil mengenai materi pada mata kuliah yang kiranya relevan dan terpakai di industri. Pembicara pertama, yaitu Tory Damantoro.,S.T., MPPM., M.Sc. (Ketua  Umum MTI Wilayah DKI Jakarta) narasumber untuk D-4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan dengan didampingi oleh moderator Eva Azhra Latifa, S.T., M.T. dan Kaprodi D-4 TPJJ menyampaikan materi mengenai “Tantangan Keilmuan Teknik Jalan Raya dalam Pembangunan Transportasi Berkelanjutan”. Hasil dari hubungan kerja sama antara Jurusan Teknik Sipil dan MTI, yaitu adanya keberlanjutan program dengan MTI dilanjutkan dengan kerja sama melalui penandatanganan MoU dengan MTI. Menurut Pak Tory dalam RPS dapat berbasis kasus dan proyek harus dirancang dengan hasil penelitian terapan. “Isu jalan tol menjadi isu nasional, MTI dapat bekerja sama berkelanjutan secara nasional dalam mengembangkan transportasi nasional,” dalam paparannya. Nuzul Barka Prihutomo, S.T., M.T. selaku Kaprodi D-4 TPJJ juga mengatakan bahwa kerja sama PNJ dengan MTI ini diawali dengan acara webinar nasional MTI besok hari (13/11), ini menjadi langkah awal dan membawa manfaat untuk mahasiswa dalam membawa kasus-kasus untuk mahasiswa pelajari sehingga pembelajaran tidak hanya teori semata.

Selanjutnya, narasumber kedua, yaitu Dr. Nathan Madutujuh  (Konsultan PT Anugrah Multi Cipta Karya) narasumber untuk Program Studi D-3 Konstruksi Gedung didampingi moderator Dr. Anis Rosyidah dan Kaprodi D-3 KG, Istiatun, S.T., M.T., menjelaskan materi, “Peluang dan Tantangan Profesi Teknik Sipil”.

 Lalu, acara dilanjutkan dengan materi dari narasumber ketiga, yaitu Bapak Jimmy Bowie Soedomo (Founder / CEO PrioriTech) atau yang biasa dipanggil akrab dengan nama Mas Bowie menjadi narasumber dari D-4 Teknik Konstruksi Gedung. Saat menyampaikan materi, Mas Bowie didampingi oleh moderator, Safri, S.T., M.T., dan Kaprodi D-4 TKG, Dr. Mudiono Kasmuri, S.T., M.Eng. Mas Bowie menyampaikan materi yang berkaitan dengan BIM dan menjelaskan apa itu BIM dan mengapa saat ini di industri sudah menggunakan BIM, serta pentingnya mengasah skill dosen bahkan mahasiswa untuk diarahkan dapat memanfaatkan BIM. Mas Bowie bahkan menjelaskan kelebihan penggunaan berbagai software untuk BIM, yakni membandingkan AutoCAD v.s Revit dalam hal kecepatan dalam perancangan model.

Pembiacara terakhir, yaitu Wahyu P. Kuswanda (Manager Mutu LSP Geoteknik Indonesia. Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia) narasumber untuk D-3 Konstruksi Sipil yang didampingi moderator Handi Sudradja, S.T., M.Eng. dan Kaprodi D-3 KS, Andikanoza Pradiptiya, S.T., M.Eng. Pak Wahyu menyampaikan materi, “Pengembangan Program Studi dan Kurikulum Berbasis SKKNI Tenaga Kerja Konstruksi”. Menurut Pak Wakyu, sertifikat kompetensi kerja diperlukan bagi setiap lulusan Teknik Sipil PNJ. “Kami mengharapkan lulusan TS mampu bekerja di dunia konstruksi dan harus siap untuk mengikuti uji kompetensi supaya memiliki sertifikat keahlian kompetensi,” tandasnya. Terdapat tiga tingkat sertifikat keahlian, yaitu Ahli muda harus mengikuti uji kompetensi; Madya harus menggunakan portofolio karena dianggap sudah berpengalaman; dan Utama harus menggunakan portofolio karena dianggap sudah berpengalaman.

Setelah sesi pembicara, FGD dilanjutkan dengan diskusi semua dosen berdasarkan KBK (Kelompok Bidang Keahlian) yang terdiri dari tujuh KBK. Upgrading RPS yang harus dilakukan oleh dosen, yaitu melengkapi RPS dengan peta kompetensi mata kuliah, dan memasukan metode pembelajaran, yaitu project based learning atau case study. Kedua metode tersebut menghasilkan implementasi terhadap produk sacara nyata yang dapat ditemui oleh mahasiswa. Tidak hanya berupa teori semata. (Linda)


Share :


File Nama File Format Type
White Simple Light Blogger Bio Link Website.png image/png